Google dan Intel Dilibatkan dalam Penyelenggaraan Ujian Nasional 2016
Pelaksanaan UN 2016 Libatkan Google dan Intel – Pelaksanaan Ujian Nasional di Indonesia saat ini memang tengah menuju era komputerisasi, dimana Ujian Nasional (UN) dilaksanakan dengan sistematika berbasis komputer, tak urung hal tersebut harus diikuti dengan infrastruktur teknologi yang modern. Sayangnya di Indonesia sendiri, pelaksanan UN secara komputer tidak disertai pula dengan pemerataan infrastruktur teknologi yang memadai antara wilayah satu dengan lainnya.
Akibatnya hal tersebut membuat kesenjangan antara sekolah satu dengan yang lain, dimana sekolah yang berada dalam lingkup perkotaan lebih diuntungkan ketimbang sekolah-sekolah yang ada di pelosok. Hal inilah yang akhirnya membuat Perusahaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sekaliber Google dan Intel melibatkan diri pada pelaksanaan UN mulai tahun 2016 mendatang dengan target adalah daerah pelosok atau terpencil.
“Hasil pertemuan kami dengan Google dan Intel sepakat akan diadakan program percontohan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer untuk daerah terpencil,” ujar Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Seta, saat ditemui pasca menghadiri pertemuan Global Education Symposium (GES) di Mountain View, Amerika Serikat, yang dipetik dari TeknoTempo, hari Jum’at (13/11).
Prioritas keterlibatan Google dan Intel akan difokuskan pada tiga daerah terpencil yang ada di Indonesia, yaitu di daerah kepulauan, daerah di tengah hutan dalam pulau yang besar, dan juga daerah yang berada dekat dengan pegunungan.
“Daerah di tengah hutan, tapi di pulau besar, misalnya di Kalimantan. Sementara yang daerah terpencil di dekat pegunungan bisa diselenggarakan di Papua,” tambah Ananto.
Program tersebut yang pasti akan terhubung langsung dengan layanan Google Loon yang siap terbang di wilayah Indonesia mulai tahun depan, dengan proyek Google Loon siap menyediakan koneksi internet untuk sekolah-sekolah di tempat terpencil dari luar angkasa lewat balon udara,
“Sementara untuk Intel, akan menyediakan perangkatnya karena di daerah terpencil infrastruktur belum baik, kemungkinan besar akan dibangun panel surya,” tuturnya lagi. “Kalau di daerah terpencil yang sulit dijangkau saja bisa, tentu akan mudah melakukan program di daerah yang lebih baik infrastrukturnya”, pungkasnya.
Sementara mengenai tanggapan dari Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Prof Nizam mengungkapkan jika program tersebut bakal membuat kesenjangan mutu pendidikan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya bisa teratasi.
“Penerapan TIK, selain dapat mengurangi kesenjangan mutu pendidikan, juga dapat menjangkau wilayah terpencil,” kata Nizam.
Sebagai tambahan informasi UN berbasis komputer sendiri, mulai dirintis sejak tahun 2015 dengan diikuti oleh 500 sekolah. Lanjut pada tahun 2016, kemungkinan terdapat 2.000 sekolah yang bakal mengajukan diri untuk terlibat dalam UN berbasis komputer. Baca juga CEO Apple Sebut iPad Pro Adalah Pengganti PC dan Biohacking, Penanaman Lampu LED Dalam Kulit Manusia.