Waduh! WhatsApp Dikabarkan Kumpulkan Informasi Rahasia Pengguna
Penelitian Dua Universitas Temukan Indikasi Pelanggaran Privasi oleh WhatsApp – Sebelum membaca berita ini, mungkin banyak pembaca yang beranggapan jika aplikasi messenger WhatsApp adalah salah satu messenger paling aman digunakan. Namun setelah membaca berita berdasarkan penemuan kalangan akademisi dari dua universitas terkemuka yakni Brno University, Republik Ceko dan University of New Haven, AS, mungkin banyak dari kita yang akan kaget.
Hal tersebut berdasarkan pada temuan studi yang dilakukan oleh F. Karpisek (Brno University of Technology) dan Ibrahim Baggili serta Frank Breitinger (Cyber Forensics Research & Education Group di University of New Haven) yang berhasil menemukan sejumlah fakta terkait WhatsApp ternyata sering mengumpulkan informasi pribadi pengguna mulai dari informasi nomor ponsel, durasi panggilan, dimana data tersebut langsung disimpan dalam server mereka.
Selain itu para peneliti juga mendalami protokol yang digunakan WhatsApp, dimana peneliti mengamati pertukaran pesan antara ponsel Android dan server WhatsApp dengan menggunakan alat khusus, kemudian peneliti juga berhasil membongkar protokol komunikasi yang WhatsApp gunakan dan kemudian menganalisis data di dalamnya.
“Alat ini (digunakan untuk memecah protokol) mungkin berguna untuk analisis lebih dalam protokol WhatsApp,” tulis para peneliti dalam paper mereka dilansir dari Softpedia, Rabu, (28/10).
Lantas dari hasil penelitian juga mengungkapkan jika setiap ada panggilan, WhatsApp akan melakukan proses otentifikasi, lalu melakukan validasi data pengguna, lantas mengatur saluran komunikasi dengan kode media suara, Opus, di tingkat frekuensi 8 atau 16 kHz.
Masih soal pelanggaran privasi, peneliti juga menentukan jika selama ini WhatsApp berhasil mengirim metadata panggilan pengguna ke server milik mereka. Metadata tersebut meliputi data privasi pengguna seperti nomor telepon, durasi panggilan, dan jenis kode audio. Jika hal ini terbukti benar jelas ada potensi pelanggaran privasi yang kemungkinan dilakukan oleh WhatsApp.
Dari hasil temuan studi ini, membuat peneliti mendesak pakar teknologi lainnya untuk turut serta melakukan analisa trafik pada jaringan aplikasi messaging populer lain tak hanya WhatsApp saja. Karena menurut para peneliti, aplikasi messenger sangat rentan digunakan sebagai media pencurian informasi pengguna secara besar-besaran. Baca juga WhatsApp Dibeli Facebook Seharga US$16 Milyar dan Jongla Siapkan Senjata Pamungkas Untuk Saingi WhatsApp.